Syair ini kupersembahkan untukmu ibu.
Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki, penuh darah… penuh nanah

Seperti udara… kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas…ibu…ibu

Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu
Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu

Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas…ibu…ibu…
.

lagu yang ditenarkan oleh bang iwan fals ini, tadi pagi membuat gw inget betapa besar jasa ibu, dari gw masih berada didalam kandungan, sampe sekarang sudah sebesar ini. sambil sarapan (roti tawar plus susu) ditemani dengan linangan air mata.
semua keringat, semua air mata yang yang ia keluarkan semata-mata untuk gw, ya Tuhan bagaimana cara hamba Mu ini dapat membalas ketulusan ibu. Dia yang membuat hamba Mu ini melihat dunia. dia yang merawat hama Mu hingga dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, dia yang senantiasa setiap pagi hamba Mu ini menadahkan tangan seraya berucap “Minta ongkos donk”. balasan apakah yang pantas ku berikan untuk ibuku??
saat dia tertidur terlihat ekspresi yang paling wajar dan paling jujur, terlihat olehku kulitnya yang mulai keriput, tangan yang dulu halus membelai-belai tubuhku ketika bayi, kini kasar karena tempaan hidup yang keras, dia yang tiap hari mengurus kebutuhan ku, yang paling rajin mengingatkanku dan mengomeli ku semata-mata karena rasa kasih dan sayangnya yang sering sekali aku salah artikan. begitu banyak pengorbanan yang telah dilakukannya,
pengorbanan yang sangat melelahkan namun enggan dia ungkapkan. pernah terdengar dengan suara yang halus “betapa lelahnya aku hari ini”, untuk siapa dia berlelah2?? tak lain tak bukan adalah untuk ku.
Tuhan,,, janganlah engkau cabut nyawaku dan nyawa kedua orang tuaku sebelum aku dapat membalas jasa-jasa yang telah mereka perbuat untukku, ampunilah mereka, sayangilah mereka, seperti layaknya mereka menyayangiku dimasa aku kecil.

Risca Jeniver